Thursday, October 19, 2006

Midnight Attack! : Suami Puas, Isteri yang Tersiksa

Midnight Attack!
Suami Puas, Isteri yang Tersiksa

Bercinta di tengah malam atau yang kerap disebut midnight attack memang menawarkan sensasi tersendiri bagi kaum pria. Setidaknya, hal ini diakui segelintir pria kendati tidak representatif. Selain rasa lelah sirna, stamina pun kian pulih setelah tidur yang cukup. Kendati demikian, bagaimana dengan psikologis sang isteri? Apakah mereka menyukai midnight attack?

Oleh : iwan suci Jatmiko


Rutinitas kaum metropolis khususnya kota besar memang berjalan seakan tak pernah berhenti. Otak dan tenaga dikuras hingga ke titik yang terendah. Fenomena ini tentunya berdampak ke hasrat bercinta manusia. Banyak individu baik pria maupun wanita yang hasrat bercinta menurun akibat aktivitas yang melampaui batas.
Gejala ini kerap dirasakan Edi, seorang marketing manager perusahaan swasta bertaraf internasional. Kesibukan Edi dalam bekerja seakan tak kenal waktu. Semakin tinggi karir seseorang, maka semakin tinggi pula tugas dan tanggung jawabnya. Setidaknya hal inilah yang selalu menerpa Edi. Alhasil, hasratnya bercinta dengan sang isteri pun menurun. Pasalnya, saat ia pulang ke rumah sudah dalam keadaan kelelahan.
Edi memang pasangan yang baru menikah beberapa bulan lalu. Seharusnya, hubungan ranjang Edi dengan sang isteri berjalan hangat dan menyenangkan. Tapi, Edi mengaku waktu khusus untuk mereka bercinta menjadi kendala utama. Maklum, Edi tipe workholic. “Tiap saya pulang ke rumah, badan saya sangat lelah karena rutinitas kantor. Jadi setelah saya membersihkan badan dan makan malam saya suka langsung tidur. Kalau untuk bercinta saya terlalu lelah,” kata Edi.
Lantas, apakah Edi tak pernah bercinta dengan sang isteri? Ternyata, tidur setelah makan malam adalah salah satu trik Edi guna mengembalikan stamina. “Saya suka istirahat dulu setelah seharian bekerja. Nah di malam hari saya suka terbangun dan di situlah saya mengajak isteri bercinta,” ungkapnya.
Edi mengaku, sang isteri tidak ambil pusing dengan perilaku yang dikenal dengan midnight attack itu. Kendati demikian, menurut Dr. Harjono Djatioetomo, Sp.And, Spesialis Andrologi dari Omni Medical Center berpandangan lain. Menurutnya, memang midnight attack kadang dianggap menawarkan sensasi lebih dalam bercinta tapi hal ini hanya dipandang dari sisi pria. Sedangkan dari segi wanita justru sebaliknya. “Wanita perlu prolog, bahwa dalam bercinta harus ada persiapannya. Misalnya, kita bilang dulu saat di kantor mengajak isteri bercinta. Nah saat itu pula si isteri berpikiran yaitu pada saat suamiku datang, aku harus bersiap-siap, dan lain-lain. Di situ birahinya mulai naik, karena dia tahu kalau nanti malam dia akan bercinta, jadi dia memanfaatkan situasi. Makanya begitu suaminya datang dia sudah betul-betul dalam keadaan siap, dan dia pasti akan cepat mengalami kepuasan. Itu kita lihat dari segi wanita,” jelas Dr. Harjono.
Menurut Dr. Harjono, berbagai macam predikat mulai serangan fajar, midnight attack, dan lainnya tak lebih menawarkan sensasi bercinta yang signifikan. Kondisi atau perasaan saat bercinta yang dialami pria tentu tak ada perbedaan. “Sepertinya hal itu sama saja, cuma mungkin stamina yang berbeda,” katanya. Namun, yang sulit bagi wanita adalah mengatur birahinya hingga pada puncak tertentu. “Ada wanita yang memang hidupnya malam. Misalnya, pelaku pekerja malam. Jadi mau malam jam berapa saja tidak masalah. Namun, bagi wanita pekerja kantoran, tentunya dari pagi sampai malam dia bekerja, dan kalau sudah tidur malam pasti sudah untuk dibangunkan,” jelasnya.
Alhasil, menurut Dr. Harjono, fenomena midnight attack dianggap sebagai sesuatu yang memberatkan bagi kaum wanita. Midnight attack bisa saja menurunkan kadar kenikmatan bercinta. “Si isteri merasakan midnight attack itu bisa jadi suatu siksaan. Yang ada di pikiran dia adalah harus bangun pagi menyiapkan segala sesuatunya, dan itu merusak pikiran saat bercinta. Sehingga dia bercinta asal-asalan. Jadi, umumnya untuk wanita tidak nikmat,” jelas Dr. Harjono.
Biasanya sang isteri senang bercinta jika ia tidak dibatasi jam. Misalnya, jam enam pagi isteri harus berangkat ke kerja, namun secara tiba-tiba sang suami jam lima pagi mengajaknya bercinta. Alhasil, ajakan itu tentu menimbulkan rasa tidak nyaman terhadap kadar bercinta sang isteri. “Yang ada di pikiran si isteri misalnya, aku harus menyiapkan ini, menyiapkan itu, dan lain-lain. karena suamiku mengajak bercinta jadi segala sesuatunya tertunda. Isteri biasanya senang bercinta kalau jeda waktunya panjang. Yaitu pada saat malam. Mungkin setelah makan malam, nonton TV dulu, ngobrol-ngobrol dulu, dia pasti lebih menikmati dan kemungkinan untuk orgasme itu lebih besar,” kata Dr. Harjono.
Tipikal Pria Egois
Memang bagi sebagian pria menganggap midnight attack menawarkan kepuasaan lebih, ketimbang seks dalam waktu reguler. Namun, sebenarnya ini adalah salah satu bentuk sikap keegoisan kaum pria. Pasalnya, belum tentu midnight attack itu memberikan kepuasaan terhadap keduanya. Harusnya, sang suami mampu membangun komunikasi yang efektif. Artinya, suami tak sungkan bertanya kepada isteri waktu bercinta yang disukainya. “Kadang-kadang memang tidak semua isteri senang dengan pilihan waktu bercinta kita. Misalnya isteri senang bercinta pagi hari sebelum mandi, atau di waktu lainnya. Nah di situ dia pasti akan mengalami kepuasan cepat. Hal-hal seperti itu yang harusnya kita tanya. Kalau orang yang egois, kapan pun dia menginginkannya, walau itu di tengah malam dia tetap mengajak isterinya bercinta. padahal belum tentu sang isteri menikmatinya,” jelas Dr. Harjono.
Wanita pekerja memang sudah memiliki pola waktu reguler dalam menjalani rutinitasnya. Misalnya, jam sepuluh malam dia tidur, jam empat pagi bangun tidur, mandi dan menyiapkan sarapan, dan jam enam berangkat kerja. Yang jadi persoalan di sini adalah jam berapa si suami melakukan midnight attack? Misalnya, hal itu dilakukan jam dua malam. Alhasil setelah bercinta waktu yang dimiliki sang isteri kian menipis. Artinya isteri hanya memiliki waktu sekitar dua jam untuk mengawali aktivitas di pagi hari. Jika si isteri memilih tidur setelah bercinta, tentunya ia tidak akan mendapatkan kualitas tidur terbaik. Namun, jika ia memilih untuk tidak tidur, tentu hal ini akan berdampak pada staminanya esok hari.
Lantas, apa akibat jangka panjang psikologis dari si isteri? “Itu tergantung karakter sang isteri. Ada tipe isteri yang dari awal berbakti pada suami. Seks baginya bukan sesuatu yang penting, jadi dia tinggal melayani sang suami saja. tapi bagi isteri yang menuntut kepuasan, mungkin dia akan berpikir kalau hal ini jadi kebiasaan tentu hidupnya tidak akan teratur,” jelasnya.
Jika hal ini dibiarkan berlarut-larut tentu akan menimbulkan konflik yang berdampak pada keharmonisan rumahtangga. Beruntung jika sang isteri mempunyai keberanian untuk mengungkapkan keberatannya itu. Namun, jika tidak, batin sang isteri tentu tertekan dan beban psikologisnya kian bertambah. Sang isteri hanya memendam bebannya itu jauh di lubuk hati. Alhasil, berbagai penolakan bercinta pun timbul. Mulai dari alasan sakit flu, tidak enak badan, dan lainnya. “Menimbulkan konflik itu pasti, jadi tidak dianjurkan untuk melakukannya (midnight attack-Red),” katanya.
Biasanya fenomena midnight attack terjadi di pasangan muda. Sedngkan di pasangan umur pernikhannya lama jarang terjadi. “Untuk pasangan yang sudah lama biasanya cenderung memilih situasi. Karena umumnya wanita yang cukup berumur, mereka berani menolak. Sedangkan wanita muda sungkan menolak takut suaminya marah atau selingkuh,” jelasnya.
Ada beberapa teknik untuk menjauhkan keharmonisan keluarga dari konflik. Salah satunya adlah membangun komunikasi yang efektif. Jangan sungkan untuk bertanya pada isteri apakah ia menyukai midnight attack atau tidak. Jangan tabu membicarakan seks dengan pasangan. Sesibuk apapun anda, sempatkanlah membahas kehidupan ranjang anda dengan sang isteri. Seks yang dibentuk dengan keinginan berdua tentunya tidak akan menambah rasa lelah setelah seharian bekerja.
Motivasi orang bercinta memang berbeda-beda. Misalnya, bercinta karena hasrat yang menggebu, namun ada juga yang hanya menunaikan kewajiban. sebagian ada pula yang bercinta karena ingin punya anak. Kalau motivasinya untuk memiliki keturunan tentunya tidak akan berpikir enak atau tidaknya bercinta. Artinya, yang penting adalah bercinta di masa subur isteri. Hal seperti inilah yang harusnya diselami secara matang bagi tiap pasangan.
Bercinta dengan pasangan memang tak semudah membalik telapak tangan. Berhubungan seks tentunya membutuhkan persiapan matang. Di sisi wanita, pembentukan birahi tak semudah kaum pria. Umumnya kaum wanita lebih lama terbentuk hasratnya ketimbang kaum pria. Memang hal ini bersifat relatif. Tiap wanita memiliki tipe karakter yang berbeda-beda. “Ada yang satu jam, ada yang kurang dari satu jam, ada juga yang dua jam, bahkan ada pula yang setengah hari. Intinya, makin tua, makin lama. Itu pun tergantung situasi dan kondisi. Misalnya, setengah hari terbentuk dari siang saat ia ditelpon suaminya yang memberitahu kalau nanti malam akan bercinta. dari saat itulah si isteri mempersiapkan dirinya agar saat bercinta ia mampu mencapai orgasme,” kata Dr. Harjono.
Mengatur jadwal bercinta bagi pasangan sebenarnya bukanlah hal yang sulit. Selama pintu komunikasi terbuka lebar, alhasil waktu yang tepat untuk bercinta, gaya bercinta, lokasi bercinta, dan lainnya jadi lebih mudah diatur. Selain itu, bercinta juga membutuhkan stamina yang prima. Vitamin dan makanan yang mengandung energi merupakan salah satu jawaban terbaik.
Jangan jadikan dalih sibuk untuk membenarkan midnight attack. Emski sibuk, anda juga bisa bercinta setiap hari, atau 2 – 3 kali seminggu dengan pasangan. Intinya, anda harus jeli dalam manajemen waktu bercinta, selama dilakukan secara rutin. Hal ini tentunya bermanfaat. Hubungan emosional anda dengan pasangan tentu lebih dekat dan kadar cinta keduanya kian bertambah.
Midnight attack sebenarnya sah-sah saja dilakukan selama anda jeli melihat kondisi pasangan. Sedikit rayuan dan pijatan terhadap isteri tentunya sangat berguna. Kalau pasangan anda teramat lelah, anda bisa lakukan pijatan-pijatan yang sensitif. Tentunya ini di bagian yang disukainya saat bercinta atau di bagian-bagian yang dirasa pegal. Pijatan tak hanya bersifat untuk relaksasi otot, namun bisa juga menjadi daya rangsang yang cukup efektif bagi pasangan. Bisa jadi pasangan anda yang tadinya menolak bercinta karena capek, justru bergairah dan langsung meladeni keinginan anda untuk bercinta.

No comments: