Thursday, October 19, 2006

Revolusi Film di Jalur

Revolusi Film di Jalur
Hiburan


Perkembangan industri film sekarang ini memang mengagumkan. Berbagai inovasi dari berbagai segi selalu mewarnai sebuah film baru. Hal-hal yang sulit dicerna akal sehat dan mustahil akhirnya bisa diwujudkan dengan bantuan software komputer. Dunia perfilman memang memungkinkan hal-hal yang tadinya hanya sebatas imajinasi menjadi kenyataan. Benar-benar sebuah revolusi di jalur hiburan!


Oleh: Iwan Suci Jatmiko

Dulu, ada aktor yang piawai dalam bela diri seperti Bruce Lee, Jacky Chan, Jet Li, dan lainnya. Aktor-aktor tersebut pun laris manis dengan membintangi berbagai film layar lebar. Kini, dengan kemajuan teknologi seorang aktor tidak perlu lagi membutuhkan keahlian berkungfu untuk memperagakan jurus bela diri. Tentu saja dengan bantuan komputer industri film semakin terbuka dan tak mengenal batas. Alhasil, kreasi di dunia perfilman semakin sensasional dan imajinatif.
Sebenarnya, perkembangan dunia film itu bukan hanya dari teknologi semata. Banyak film-film menjadi legendaris karena faktor besutan sang sutradara. Selain itu, banyak juga film yang tidak kental dengan efek komputer namun laris di pasaran. Memang pasar film sulit ditebak. Karakter penonton terkesan beragam. Kendati demikian, film dengan teknologi tinggi memang selalu mempunyai tempat tersendiri di hati penikmat film.
Selain itu, banyak juga film yang diangkat dari kisah nyata dan menuai sukses di pasaran. Tragedi kecelakaan kapal pesiar mewah Titanic pun akhirnya diangkat ke layar lebar. Hasilnya, film yang di bintangi Leonardo Di Caprio dan Kate Winslet ini pun meledak di pasaran.
Film bertajuk Titanic ini pun belum tentu sesuai dengan realita. Pasalnya, film ini mengangkat sisi lain dari kejadian primernya, yaitu kecelakaan kapal pesiar yang menabrak gunung es. Film ini lebih mengeksplorasi kisah cinta dua anak manusia yang berasal dari dua kalangan yang berbeda kelas. Klimaksnya pun berakhir dengan tragedi meninggalnya sang pria. Namun, ternyata penonton lebih menyukai kisah cinta yang dominan di film ini ketimbang tragedi kecelakaannya. Tentu saja kecanggihan teknologi juga berperan di film ini.
Kisah Muhammad Ali, sang petinju kontroversial itu pun tak luput diangkat ke layar lebar. Film tentang legenda petinju kontroversial ini difilmkan baik secara dokumenter maupun komersil. Tentu saja latar belakang jenis karakter film ini berbeda. Maklum, namanya juga film, eksplorasi sebagai bumbu di dalam film kian inovatif. Bahkan, semakin inovatif atau bahkan kontroversial sebuah film, maka animo penikmat film pun lebih tinggi. Maka, tidak tertutup kemungkinan sebuah film yang diangkat dari kisah nyata, hasilnya ternyata melenceng jauh dari kejadian yang sesungguhnya.
Teknologi Tinggi
Sekitar tahun 1980-an kita memang selalu dibuat kagum dengan kecanggihan efek film Startrek. Film yang bercerita tentang penjelajahan angkasa luas ini sempat menyedot perhatian penikmat film. Kini, film seperti itu terkesan ketinggalan zaman. Puluhan atau bahkan ratusan film kini tercipta dengan kecanggihan efek yang luar biasa. Para pelaku perfilman terus mengeksplorasi film yang jauh diluar batas imanijasi.
Film memang merupakan dimensi tersendiri bagi mata. Pesona audio dan visualnya mampu membuat penonton larut dalam cerita sebuah film. Kini, sederet film menggunakan teknologi tinggi terus bermunculan. Lihat saja film Jurassic Park besutan sutradara kondang Steven Spielberg. Film ini mampu menghadirkan kengerian bahwa seolah-olah mahluk ganas seperti dinosaurus tampak nyata. Belum lagi adegan pertarungan yang begitu futuristik di film Matrix. Selain itu, tercatat beberapa film yang mengambil tema bencana pun menuai sukses di pasaran. Perfect Storm misalnya, keganasan badai di laut digambarkan begitu nyata. Tak kalah hebatnya film Armageddon, ilustrasi kehancuran bumi di film ini begitu fantastis dan seolah-olah nyata.
Star Wars termasuk salah satu film yang tak lekang ditelan waktu. Tiap episode Star Wars kerap menuai sukses di pasaran. Film yang berkisah tentang perang antar galaksi ini begitu imajinatif dan jauh dari realita. Visual efeknya pun sangat mengagumkan. Benang merah di film ini adalah perang antara kekuatan jahat dengan kekuatan baik. Kekuatan jahat dimiliki oleh kelompok Sith, sementara kekuatan baik dimiliki oleh kelompok Republik dan kesatria Jedi.
Star Wars yang pertama kali dirilis adalah Episode IV. Ceritanya bermula dari petualangan anak petani di Tatoonine bernama Luke Skywalker (Mark Hamill). Suatu hari tanpa sengaja dia bertemu dengan Han Solo (Harrison Ford), Ben Kenobi (Alec Guinness), C3PO, R2-D2, dan Chewbacca. Geng ini berusaha untuk menyelamatkan pemimpin pemberontakan, Princess Leia (Carrie Fisher). Pada episode ini, cerita bergulir mengenai bagaimana mereka menghadapi musuh utama, Darth Vader.
Star Wars merupakan sebuah terobosan besar di industri film. Banyak hal baru yang bisa ditonjolkan dalam film ini. Bukan hanya cerita yang mengasyikan, namun teknologi yang mengimplementasikan imajinasi begitu memukau. Hasilnya, sebuah fantasi yang begitu mengagumkan. Karakter yang ditampilkan bukan hanya manusia. Beberapa mahluk dengan berbagai karakter mewarnai film ini seperti Droid, Chewbacca, Wookiees, dan banyak lagi makhluk lain dengan bentuk yang kontroversial tapi unik.
Diangkat dari Komik
Baru-baru ini film yang mengisahkan superhero manusia kelelawar kembali dirilis dengan judul Batman Begins. Dirilisnya film ini menandakan karakter yang berawal dari komik DC ini tak habis ditelan waktu. Memang beberapa film yang diangkat dari komik menuai sukses yang cukup besar. Pertarungan studio komik terbesar di Amerika yaitu, DC dan Marvel terus berlanjut hingga saat ini.
DC sempat meraja setelah karakter Superman diangkat ke layar lebar. Tiga seri Superman yang dibintangi Christopher Revee meledak di pasaran. Saat itu, Marvel hanya bisa menunduk melihat prestasi DC. Bahkan, sekitar tahun 1989 Marvel kian tenggelam setelah karakter Batman diangkat juga ke layar lebar. Sementara Spiderman yang menjadi andalan Marvel hanya menghiasi layar televisi sebagai film seri.
Batman memang sebuah karakter yang cukup legendaris. Manusia Kelelawar yang satu ini memang berbeda dengan superhero yang lainnya. Batman mengandalkan otaknya sebagai manusia dan kekayaan yang mendukungnya. Berbeda dengan sosok superhero lainnya yang memiliki kekuatan super. Sosok manusiawi Batman inilah yang membuat cerita di filmnya terkesan lebih nyata.
Sosok Batman sendiri diciptakan oleh Bob Kane sekitar tahun 1940. idenya, untuk menjadi seorang superhero ternyata tidak perlu disengat laba-laba ataupun terkena cairan kimia. Cukup ubah rasa takut atau marah menjadi sebuah kekuatan, jadilah seorang superhero baru bernama Batman. Maka, semua orang bisa jadi Batman.
Sosok Bruce Wayne memang dilahirkan sebagai manusia biasa, namun diwarisi kekayaan yang berlimpah. Selain itu, Bruce adalah pria yang jenius. Alhasil, dengan mudah ia menciptakan berbagai macam alat untuk membantunya dalam melaksanakan tugasnya menegakkan keadilan. Hal ini terkesan mustahil, tapi bisa saja terjadi di dunia yang sebenarnya.
Lantas, apakah Superman dan Batman menandakan semakin berjayanya komik DC? Tentu tidak! Marvel meulai menunjukkan taringnya ketika X-Men diangkat ke layar lebar. Rumah produksi raksasa 20th Century Fox mengambil licensi X-men dan langsung merilisnya dalam beberapa sekuel. Sementara itu, sekitar tahun 2002 rumah produksi Columbia Pictures juga tergoda untuk mengambil lisensi Spiderman. Hebatnya, Spiderman pun menuai prestasi mengagumkan. Bahkan, setelah sukses dengan Spiderman (2002) dan Spiderman 2 (2004), kabarnya Columbia Pictures juga akan merilis Spiderman 3 sekitar tahun 2007.

No comments: